Bioturbasi
adalah satu proses perlemburan semula tanih dan sedimen secara biologi di dasar
laut. (Biological reworking of soil and sediment).
Bioturbasi merupakan istilah yang diberikan
terhadap destabilisasi substrat oleh aktivitas fauna juga dapat mengganggu
keadaan di dasar. Bioturbasi (gangguan biologi) penting dalam struktur
komunitas bentik laut (Rosa & Bemvenuti 2005), termasuk meiofauna. Dalam
kasus lingkungan sedimen, hal ini dapat terjadi melalui aksi penggalian oleh
Copepoda atau Polychaeta pemakan deposit (Lindsay & Woodin 1996). Faktor
yang dapat mempengaruhi komunitas meiofauna adalah kehadiran makroinvertebrata,
seperti kepiting penggali Chasnagnathus granulata (Dana) di habitat
tersebut. Kepiting ini menggali dan mempertahankan liang yang terbuka semi
permanen, dan memindahkan sejumlah besar sedimen selama proses makan sehingga
terbentuk gundukan di permukaan sedimen dan memelihara liang yang terbentuk
pada permukaan sedimen di sekitar galian (Hines 1991; Iribarne et al.
1997; Rosa & Bemvenuti 2005).
(Sumber gbr: http://sedimentologiduaribusembilan.blogspot.com)
Bioturbasi
umumnya terjadi pada sekuen sedimen yang berada pada lingkungan oxic,
terrestrial maupun laut dimana masih memungkinkan biota hidup. Pada zona
anoxic, dimana biota tidak dapat tumbuh, diharapkan tidak terjadi perusakan
oleh biota, namun di lingkungan kryosfer, perusakan sangat mungkin terjadi.
Kedua jenis mekanisme perusakan tersebut sangat mengganggu usaha perekaan ulang
dinamika lingkungan yang membentuk endapan tersebut. Karena acakan tersebut,
material berikut fosil biota teraduk sehingga tidak terdapat pada posisi yang
mewakili saat (kejadian) pembentukannya. Analisis temporal tidak mungkin
dilakukan pada sekuen ini. Perusakan oleh biota juga sering ditemukan pada
koral, berupa lubang-lubang cacing atau binatang lain sehingga mengganggu
analisis temporal.
Pada sedimen pengendapan laut dalam (kasus tropis), masih mungkin ditemukan relik bioturbasi ini, bisa terjadi setempat namun kemungkinan merupakan sedimen yang mengalami bioturbasi di zona oxic laut dangkal yang kemudian longsor pada keratan masa yang sangat besar secara utuh masuk ke kedalaman palung. Relik kryoturbasi dapat ditemukan disedimen Kuarter maupun yang lebih tua, yang saat atau setelah pembentukannya mengalami tutupan tudung es.
Perusakan juga dapat terjadi oleh proses lain, seperti rekahan pada permukaan endapan yang mengering, atau mengalami pelarutan (batugamping) yang kemudian terisi oleh material lain (lumpur, pasir, dll).
Pada sedimen pengendapan laut dalam (kasus tropis), masih mungkin ditemukan relik bioturbasi ini, bisa terjadi setempat namun kemungkinan merupakan sedimen yang mengalami bioturbasi di zona oxic laut dangkal yang kemudian longsor pada keratan masa yang sangat besar secara utuh masuk ke kedalaman palung. Relik kryoturbasi dapat ditemukan disedimen Kuarter maupun yang lebih tua, yang saat atau setelah pembentukannya mengalami tutupan tudung es.
Perusakan juga dapat terjadi oleh proses lain, seperti rekahan pada permukaan endapan yang mengering, atau mengalami pelarutan (batugamping) yang kemudian terisi oleh material lain (lumpur, pasir, dll).
Semoga infonya bermaanfaat. Jangan lupa beri komentar yah... thx.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar