Senin, 12 September 2011

BIOTURBASI


Bioturbasi adalah satu proses perlemburan semula tanih dan sedimen secara biologi di dasar laut. (Biological reworking of soil and sediment).
Bioturbasi merupakan istilah yang diberikan terhadap destabilisasi substrat oleh aktivitas fauna juga dapat mengganggu keadaan di dasar. Bioturbasi (gangguan biologi) penting dalam struktur komunitas bentik laut (Rosa & Bemvenuti 2005), termasuk meiofauna. Dalam kasus lingkungan sedimen, hal ini dapat terjadi melalui aksi penggalian oleh Copepoda atau Polychaeta pemakan deposit (Lindsay & Woodin 1996). Faktor yang dapat mempengaruhi komunitas meiofauna adalah kehadiran makroinvertebrata, seperti kepiting penggali Chasnagnathus granulata (Dana) di habitat tersebut. Kepiting ini menggali dan mempertahankan liang yang terbuka semi permanen, dan memindahkan sejumlah besar sedimen selama proses makan sehingga terbentuk gundukan di permukaan sedimen dan memelihara liang yang terbentuk pada permukaan sedimen di sekitar galian (Hines 1991; Iribarne et al. 1997; Rosa & Bemvenuti 2005).

 (Sumber gbr: http://sedimentologiduaribusembilan.blogspot.com)

Bioturbasi umumnya terjadi pada sekuen sedimen yang berada pada lingkungan oxic, terrestrial maupun laut dimana masih memungkinkan biota hidup. Pada zona anoxic, dimana biota tidak dapat tumbuh, diharapkan tidak terjadi perusakan oleh biota, namun di lingkungan kryosfer, perusakan sangat mungkin terjadi. Kedua jenis mekanisme perusakan tersebut sangat mengganggu usaha perekaan ulang dinamika lingkungan yang membentuk endapan tersebut. Karena acakan tersebut, material berikut fosil biota teraduk sehingga tidak terdapat pada posisi yang mewakili saat (kejadian) pembentukannya. Analisis temporal tidak mungkin dilakukan pada sekuen ini. Perusakan oleh biota juga sering ditemukan pada koral, berupa lubang-lubang cacing atau binatang lain sehingga mengganggu analisis temporal.
Pada sedimen pengendapan laut dalam (kasus tropis), masih mungkin ditemukan relik bioturbasi ini, bisa terjadi setempat namun kemungkinan merupakan sedimen yang mengalami bioturbasi di zona oxic laut dangkal yang kemudian longsor pada keratan masa yang sangat besar secara utuh masuk ke kedalaman palung. Relik kryoturbasi dapat ditemukan disedimen Kuarter maupun yang lebih tua, yang saat atau setelah pembentukannya mengalami tutupan tudung es.
Perusakan juga dapat terjadi oleh proses lain, seperti rekahan pada permukaan endapan yang mengering, atau mengalami pelarutan (batugamping) yang kemudian terisi oleh material lain (lumpur, pasir, dll).

Semoga infonya bermaanfaat. Jangan lupa beri komentar yah... thx.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar